Ibu


2018 adalah tahun dimana saya melangkahkan kaki saya lebih jauh dari biasanya, tahun dimana saya belajar lebih giat dari tahun - tahun sebelumnya, tahun dimana saya berkembang lebih pesat dari yang saya kira.

Tetapi ternyata saya melupakan sesuatu. Saya lupa akan waktu untuk suatu kebersamaan dengan orang paling terkasih dalam hidup saya. Tidak ada lagi obrolan mengenai keseharian kami sehabis makan malam keluarga karena saya lebih memilih untuk masih bekerja. Tidak ada lagi canda tawa di minggu pagi sehabis menyantap bubur ayam kesukaan saya karena saya memilih untuk tidur lebih lama. Tidak ada lagi curahan mengenai kisah percintaan saya karena saya lebih memilih untuk memendamnya sendiri.

Saya cukup pergi terlalu jauh. Saya terlalu gila akan sesuatu yang sifatnya sementara. Saya mengejar mimpi penuh ambisi yang tak jarang berakhir pula dengan kegagalan. Di tahun ini pula, saya jatuh berkali kali. Kekecewaan datang silih berganti. Tentu munafik bila saya tidak bersedih. Tetapi mungkin inilah cara Sang Pencipta agar saya mendekatkan diri pada surga saya yang sesungguhnya.

Di 2018 ini, saya gagal di suatu tahapan penting dalam kehidupan saya. Saya gagal dalam menggapai impian yang selama ini saya perjuangkan. Mimpi yang sesungguhnya beliau tidak setujui. Namun dengan kebesaran hatinya, beliau merestui dan mendoakan yang terbaik untuk saya. Tetapi pada akhirnya saya gagal. Tidak ada sedikitpun cacian yang dilontarkannya kepada saya. Tidak ada pula amarah yang diluapkan. Saya pun tidak melihat adanya sorot penyesalan dalam hatinya. Beliau hanya berpesan 'nggapapa dek mungkin belum sekarang, masih ada hari esok'.

Saat itu saya menangis. Saya menangis bukan karena kegagalan yang saya alami. Saya menangis karena kebesaran hati Ibu saya.

Bagaimana bisa seorang manusia mempunyai hati yang begitu besar. Saya merasa bersalah karena telah membuatnya kecewa akan kegagalan saya. Namun beliau tidak sedikitpun sakit hati dan tetap mendukung saya serta memberikan doa terbaik untuk kehidupan saya.

Siapa lagi kalau bukan Ibu.

Kasih sayang dari Ibu sungguh besar nyatanya. Definisi cinta kasih murni yang sesungguhnya bagi saya.

Saya pernah berdiskusi dengan salah satu sahabat terbaik saya mengenai suatu ungkapan bahwa 'sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa membalas kebaikan dari Ibu' dan kami berdua tidak menyalahkan ungkapan tersebut tetapi kami rasa, tidak ada salahnya bila kita berusaha lebih keras untuk membalas kebaikan Ibu.

Di hari Ibu ini, mulailah langkah baru untuk membersihkan luapan - luapan emosi yang ada di tahun ini dengan meminta maaf kepada Ibu dan berterima kasih atas segala kebaikan yang tak akan pernah bisa kita balas sampai kapanpun.


Selamat hari Ibu, untuk seluruh Ibu di dunia ini.

Comments

Post a Comment

Instagram

Followers

Popular Posts

New Year 2020!

New Circle

Saudade - Kunto Aji