Perkara Mencintai atau Dicintai



Dulu ketika masa - masa saya sedang duduk di bangku perkuliahan, ada salah satu teman bertanya


'Pip kamu lebih milih mana nih mencintai atau dicintai?'

Pada saat itu saya masih ingat betul saya menjawab mencintai. Karena saat itu, saya sedang mencintai seseorang dengan tulus. Walau kami tidak bersama.

Tentu munafik bila saya berkata 'saya cukup bahagia hanya dengan mencintai nya tanpa menuntut adanya kepastian'. Tetapi saat itu saya faham. Faham bahwa keadaan tidak bisa membuat kami bersama. Saya belajar banyak hal dari dia dan saya harap semoga dia merasakan hal yang sama pula.


Tetapi hari ini, teman saya menanyakan hal yang sama lagi kepada saya

'Pip kamu lebih mana mencintai atau dicintai?'

Saya terdiam sejenak dan saya menjawab

'Dicintai aja deh' hehe

Entah mengapa itu lah kalimat yang terucap dari saya.

Saya pernah mencintai dengan tulus dan dibalas dengan penghiyanatan. Saya pernah mencintai dengan sepenuh hati namun ternyata saya hanya dijadikan pilihan kedua.

Saya berterima kasih, karena saya bisa belajar banyak. Tidak ada penyesalan yang ingin saya luapkan.

Hanya saja disaat ini saya sedang lelah. Saya lelah untuk mencintai. Lelah untuk sakit hati kembali. Lelah untuk merasa kecewa. Kekecewaan yang timbul karena ekspektasi dari dalam diri saya sendiri.

Perkara mencintai atau dicintai, saya rasa sesungguhnya itu bukan lah suatu pilihan. Kita sebagai manusia membutuhkan keduanya.

Cintailah secukupnya, belajarlah lebih untuk saling mengerti dan memahami.

Comments

Instagram

Followers

Popular Posts

New Year 2020!

New Circle

Saudade - Kunto Aji